Lelaki Corner

Lelaki Bugis Part III



Dia titisan Sawerigading,..
ketika titah Langit mem-Bumi-kannya
melewati jutaan detik dan Ribuan penanggalan Masehi
ketika wajah Bumi adalah hamparan Samudera
Dia dilahirkan untuk mengarungi gemuruh ombak
menaklukkan Badai, meniupkan Cinta di sebentuk HATI....

Lempu = Kejujuran,
Getteng = Ketegasan
Warani = Keberanian
Ada Tongeng = Kelembutan kata2 dan satux kata dengan perbuatan...
Prinsip hidup ini adalah adrenalin yg merambat diurat-urat nadi jiwanya...

Ruang Hati-nya, adalah hamparan padang saujana,
disitulah berlabuh sgala hasrat, harapan, impian,
kerinduan, dan sebentuk kasih sayang....
di Hati-nya juga ada bulir2 air mata,..
ketika dia pernah terpuruk dalam ketakbermaknaan,
meskipun dia harus terlihat tegar, gentle, kuat,
dengan Kepala tegak, Ksatria...
karena baginya, Sekali Memilih berarti Selamanya,
Hingga waktu pun beranjak usai...

Dia tidak lahir dari empuknya kemewahan,
namun, dia ditempa dengan penderitaan hidup,
dibelai dengan jemari lembut kesederhanaan,
di asuh dengan etika kesopanan, dan petuah2 tentang kebijaksanaan..

_Dari rinai hujan, dia belajar tentang Keikhlasan,
keikhlasan memberi tetesan air kehidupan tanpa berharap pamrih,
_Dari Embun, Dia belajar menyingkap tirai hari dengan kejernihan pikiran
dan kebeningan Hati tanpa prasangka...
_Dari gemulung Ombak, Dia belajar tentang kontinuitas,
kesinambungan menjalani irama kehidupan yg kadang ada tawa dan juga Perih
_Dari Samudera biru, Dia belajar tentang kedalaman rasa menyayangi,
meluruhkan sgala Jiwa utk melanjutkan Generasi..
_Dan Dari Gemuruh Badai, Dia belajar cara menenangkan Badai, bukan kalah oleh Badai

Dan kepada satu HATI..
tempatnya melabuhkan sgala hasrat CINTA,,
Jiwa yang ditemukannya dipersimpangan harapan,
TUHAN memilih untuknya, menyatukan Dua jiwa
menganyam romantika dari butir-butir tasbih,
mengurai bait2 Rindu dari lirih Doa dalam Sujud Malam,

Lelaki Bugis.... Mereka ada di Bentangan Selatan Jazirah Sulawesi,
JIWAnya selalu hidup.. tapi tak ada pada semua...


Gowa, 16 Juli 2011




Lelaki Bugis Part II



Aku paham bhw ini sprt melukis diatas air, tak meninggalkan jejak apapun..
tapi aku yakin msh ada yg tersisa dibilik2 jiwa,
disaat bulan separuh itu mempersaksikan apa yg terucap dgn sebentuk kata...
Biarlah semesta ini menggenggamx erat...

disana, ditaman kecil itu, tempatku menunggu azan tiba,
mawar itu msh merekah merah,
masih lekat jejak ujung jemarimu, menyentuhx lembut
tapi kali ini kulihat kelopakx telah berguguran,
semerbakx pun hilang terbawa sepoi,...

di tapal batas antara kenyataan dan harapan,
pernah sebentuk Doa mencoba menyambungx erat,
tapi mungkin TUHAN belum bergeming,
dan aku sangat yakin, TUHAN msh sangat Penyayang...

dan ditapal batas antara hari ini dan kenangan..
ku tunggu engkau di persimpangan harapan...



(Lelaki Bugis disudut Sungguminasa, 19 April 2011)

 
--- ri sereang laleng jokka malemma'mu
soe cabbberumu pabbarambang aro
pakkinreng nippi massinge' simata
ri tudangeng massulekka lebbi'mu
tappa maketengmu paddumba' elo

palerang minasa matteppo' sara 
awwi andi' ...
silopianni' ri toto temmasere'e
siwiseang lira' lino limbang ri maje' ---
(sajak2 bugis kuno karya teman FB bernama ATDM)







Lelaki Bugis Part I



Lelaki Bugis, ditepian telaga
memandangi malam yg beranjak pergi,
menemui subuh dengan seribu resah, :(

ada Doa yg terucap lirih diatas sajadah,
untuk sebentuk kisah yg berharap semoga,
di hari lusa kan menjadi indah... :)

karena dia hanya seorang Lelaki Biasa,
untuk sebuah impian Luar Biasa,
menCintai Cinta dgn cukup sederhana, ^_^



Di sudut Kota Watampone-Bone, 02.27 wita






Tidak ada komentar:

Posting Komentar