The Real President |
Masih
segar diingatan kita, tahun 2004 beberapa bulan sebelum perhelatan
PILPRES langsung pertama kali dlm sejarah politik di Negeri Bhinneka
ini, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundurkan diri dari jabatan
Menteri koordinator POLKAM, kemunduran itu juga utk memuluskan langkah
SBY menuju kompetisi meraih posisi RI 1 dengan menggandeng beberapa
Partai menengah dan bersama-sama Yusuf Kalla (JK) yg pada saat itu
menjabat Menko KESRA.
Majunya SBY banyak diinterpretasikan berbagai kalangan sebagai bentuk
perlawanan kepada ATASANNYA (Megawati) yg "telah menzalimi" SBY, singkat cerita.......PILPRES 2004 akhirnya dimenangkan oleh pasangan SBY-JK sampai keputaran kedua.
Kemenangan itu lebih banyak disebabkan oleh kecenderungan Rakyat yg
menginginkan figur baru yg lebih baik dan cepat menyelesaikan persoalan
Bangsa, disamping figur SBY yg mewakili Jawa dan JK yg merepresentasi
Luar Jawa (meskipun naif bicara tentang ethnopolitik, politik
primordialisme,, namun seperti itulah realitas politik yg masih kental
di Bangsa ini)..
sekali lagi ceritanya disingkat..... Pemilu 2009, telah menempatkan
Partai Demokrat diurutan teratas, menumbangkan Partai Golkar sebagai
Pemenang Pemilu 2004, Kemenangan ini berbuah manis disebabkan oleh
ekspektasi dan kecenderungan Rakyat menilai keberhasilan Pemerintahan
SBY-JK menangani persoalan bangsa...*walaupun msh ada bbrp catatan
kegagalan*. Kebrhasilan
ini adalah berkat dari kerja keras duet SBY dan JK, yang saling
melengkapi. SBY yg kharismatik, pintar dan penuh pertimbangan serta JK
yang ekonom, berpikir strategis taktis dan bertindak cepat dalam
menyelesaikan berbagi problem Bangsa, konflik Aceh diselesaikan dgn
damai, Rakyat diberi insentif BLT, PNPM, RASKIN, Anggaran pendidikan
ditingkatkan 20 %, koruptor diberangus kedalam sel. Keberhasilan ini bukan hasil persona SBY tapi juga banyak sumbangsih JK yg taktis dan cepat.
Dari berbagai hasil survey, paket SBY-JK masih diunggulkan utk
melanjutkan kepemimpinan sampai 2014, karena Rakyat menganggap duet ini
Pas dan Sempurna, saling melengkapi..
Namun dari perkembangan politik beberapa hari terakhir semakin cepat
bergulir.. Partai Demokrat sebagai Pemenang Pemilu *versi Quick Count*
memasang kriteria utk Cawapres yg bakal mendampingi SBY, kriteria
tersebut dipermukaan sangat ideal, namun sesungguhnya secara subtantif
dan mendasar adalah batu sandungan bagi Partai Golkar utk memajukan
kembali Jusuf Kalla (JK) sebagai pendamping SBY.
Partai Demokrat mengharuskan Cawapres adalah bukan Ketua Umum Parpol,
bisa menurut pada instruksi Presiden, Koalisi di Parlemen juga harus
bisa mengamankan semua kebijakan Presiden.
Partai Golkar yg menawarkan Koalisi ke Partai Demokrat juga harus
mengajukan lebih dari satu nama saja, padahal sudah ada keputusan
Rapimnas bahwa Partai Golkar hanya akan mengajukan satu nama utk Capres
dan bila realitas politik berbicara lain, maka Partai Golkar bisa
berkoalisi dengan mengajukan JK sebagai CAWAPRES...
Namun Partai Demokrat yang merasa diatas angin sebagai pemenang tidak
bergeming dengan syarat Cawapres yg mereka putuskan... akhirnya Partai
Golkar *atas nama koridor aturan internal, harga diri dan martabat
Partai* memutuskan utk mengakhiri komunikasi politik dengan Partai
Demokrat. Lagi-lagi
Partai Demokrat Mabuk Kemenangan.... semuanya harus ditentukan oleh
Partai Demokrat, bagi siapapun yg ingin "nebeng" dikemenangan menuju
PILPRES 2009 Tapi siapakah yang mampu menjamin bahwa Mabuk Kemenangan ini akan berlanjut lagi di pesta kemenangan PILPRES.....
Siapakah yang bisa menjamin bahwa sikap SBY yang telah
MENCERAIKAN,meninggalkan JUSUF KALLA akan bisa memastikan Rakyat tetap
konsisten memilih SBY-? di PILPRES...???? Masih Percayakah Rakyat terhadap paket baru yang dijagokan Partai Demokrat...???
Dan Mungkinkah sensitifitas Rakyat yang setiap hari memelototi siaran
TeleVisi, menyaksikan kisah Cerai SBY-JK akan berbicara lain di TPS
PILPRES nanti...???
sensitifitas Rakyat yang teraduk-aduk emosinya ketika menyaksikan kisah
SBY dizalimi Atasannya di 2004 lalu.... bisa saja berulang dengan AKTOR
yang berbeda di 2009 ini...
Karena di Negeri ini, Karma selalu ada..., Karma ini bukan Mitos tapi
realitas yang selalu terjadi dilorong2 sempit Negeri ini, biasa terjadi
di sinetron2 yang ditayangkan berbagai TV swasta, hingga menjadi cerita
menarik yg selalu dipuji penonton sinetron sebagai kisah yg berakhir dgn
BIJAK....!!! Wallahu A'lam Bisshawab....
Makassar, 26 April 2009
Makassar, 26 April 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar