Senin, 24 Oktober 2011
Puisi B.J. Habibie Untuk Almarhum Istrinya..
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu...
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada. selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
(Replay..... from Blog Nuriana.wordpress.com)
Walaupun Puisi ini sangat Kontroversi, apakah betul ini adalah karya orisinil dari Mantan Presiden RI, ataukah hanyalah ungkapan dari para pengagum Ibunda Alm. Hasri Ainun Habibie yang mencoba menuliskan keindahan hubungan Cinta mereka... dan keluarga BJ. Habibie telah menyangkal keaslian puisi ini...
Namun, meretas makna puisi ini begitu dalam, maka kita menemukan sebuah kisah keagungan Cinta dalam kesetiaan...
Sosok Alm. Hasri Ainun Habibie adalah sosok wanita hebat dibalik seorang Lelaki hebat,. kesederhanaan Beliau, jiwa keibuan dan panggilan nurani untuk mewakafkan diri pada kemanusiaan, pada Bangsa, dan keberhasilan membina Keluarga...
Mungkin bagi kita...... tidak mesti menjadi seorang Ibu Negara untuk bisa menjadi Wanita Hebat, atau Kepala Negara untuk menjadi seorang Lelaki Hebat...
Keteladanan pribadi seorang BJ. Habibie yang tidak pernah meninggalkan shalat Lail, puasa senin kamis, kecintaan Beliau pada Ilmu pengetahuan, empati pada sesama, Pemimpin (dalam konteks negara dan keluarga) yang Jujur dan Arif, kesetiaan pada keluarga tercinta cukuplah menjadi contoh untuk bisa menjadi SEORANG LELAKI HEBAT...
Dan Karakter Alm. Hasri Ainun Habibie,, seorang wanita Sederhana, seorang Ibu yang Bijak, wanita yang taat pada Agamanya, patuh pada Suaminya, menjadi Guru Keikhlasan bagi anak-anaknya, cukuplah menjadi contoh untuk menjadi SEORANG WANITA HEBAT.....
Makassar, 31 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar