Jumat, 21 Oktober 2011

Politik Karma Di Negeri Bhineka...

The Real President
Masih segar diingatan kita, tahun 2004 beberapa bulan sebelum perhelatan PILPRES langsung pertama kali dlm sejarah politik di Negeri Bhinneka ini, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundurkan diri dari jabatan Menteri koordinator POLKAM, kemunduran itu juga utk memuluskan langkah SBY menuju kompetisi meraih posisi RI 1 dengan menggandeng beberapa Partai menengah dan bersama-sama Yusuf Kalla (JK) yg pada saat itu menjabat Menko KESRA. Majunya SBY banyak diinterpretasikan berbagai kalangan sebagai bentuk perlawanan kepada ATASANNYA (Megawati) yg "telah menzalimi" SBY, singkat cerita.......PILPRES 2004 akhirnya dimenangkan oleh pasangan SBY-JK sampai keputaran kedua. Kemenangan itu lebih banyak disebabkan oleh kecenderungan Rakyat yg menginginkan figur baru yg lebih baik dan cepat menyelesaikan persoalan Bangsa, disamping figur SBY yg mewakili Jawa dan JK yg merepresentasi Luar Jawa (meskipun naif bicara tentang ethnopolitik, politik primordialisme,, namun seperti itulah realitas politik yg masih kental di Bangsa ini).. sekali lagi ceritanya disingkat..... Pemilu 2009, telah menempatkan Partai Demokrat diurutan teratas, menumbangkan Partai Golkar sebagai Pemenang Pemilu 2004, Kemenangan ini berbuah manis disebabkan oleh ekspektasi dan kecenderungan Rakyat menilai keberhasilan Pemerintahan SBY-JK menangani persoalan bangsa...*walaupun msh ada bbrp catatan kegagalan*. Kebrhasilan ini adalah berkat dari kerja keras duet SBY dan JK, yang saling melengkapi. SBY yg kharismatik, pintar dan penuh pertimbangan serta JK yang ekonom, berpikir strategis taktis dan bertindak cepat dalam menyelesaikan berbagi problem Bangsa, konflik Aceh diselesaikan dgn damai, Rakyat diberi insentif BLT, PNPM, RASKIN, Anggaran pendidikan ditingkatkan 20 %, koruptor diberangus kedalam sel. Keberhasilan ini bukan hasil persona SBY tapi juga banyak sumbangsih JK yg taktis dan cepat. Dari berbagai hasil survey, paket SBY-JK masih diunggulkan utk melanjutkan kepemimpinan sampai 2014, karena Rakyat menganggap duet ini Pas dan Sempurna, saling melengkapi.. Namun dari perkembangan politik beberapa hari terakhir semakin cepat bergulir.. Partai Demokrat sebagai Pemenang Pemilu *versi Quick Count* memasang kriteria utk Cawapres yg bakal mendampingi SBY, kriteria tersebut dipermukaan sangat ideal, namun sesungguhnya secara subtantif dan mendasar adalah batu sandungan bagi Partai Golkar utk memajukan kembali Jusuf Kalla (JK) sebagai pendamping SBY. Partai Demokrat mengharuskan Cawapres adalah bukan Ketua Umum Parpol, bisa menurut pada instruksi Presiden, Koalisi di Parlemen juga harus bisa mengamankan semua kebijakan Presiden. Partai Golkar yg menawarkan Koalisi ke Partai Demokrat juga harus mengajukan lebih dari satu nama saja, padahal sudah ada keputusan Rapimnas bahwa Partai Golkar hanya akan mengajukan satu nama utk Capres dan bila realitas politik berbicara lain, maka Partai Golkar bisa berkoalisi dengan mengajukan JK sebagai CAWAPRES... Namun Partai Demokrat yang merasa diatas angin sebagai pemenang tidak bergeming dengan syarat Cawapres yg mereka putuskan... akhirnya Partai Golkar *atas nama koridor aturan internal, harga diri dan martabat Partai* memutuskan utk mengakhiri komunikasi politik dengan Partai Demokrat. Lagi-lagi Partai Demokrat Mabuk Kemenangan.... semuanya harus ditentukan oleh Partai Demokrat, bagi siapapun yg ingin "nebeng" dikemenangan menuju PILPRES 2009 Tapi siapakah yang mampu menjamin bahwa Mabuk Kemenangan ini akan berlanjut lagi di pesta kemenangan PILPRES..... Siapakah yang bisa menjamin bahwa sikap SBY yang telah MENCERAIKAN,meninggalkan JUSUF KALLA akan bisa memastikan Rakyat tetap konsisten memilih SBY-? di PILPRES...???? Masih Percayakah Rakyat terhadap paket baru yang dijagokan Partai Demokrat...??? Dan Mungkinkah sensitifitas Rakyat yang setiap hari memelototi siaran TeleVisi, menyaksikan kisah Cerai SBY-JK akan berbicara lain di TPS PILPRES nanti...??? sensitifitas Rakyat yang teraduk-aduk emosinya ketika menyaksikan kisah SBY dizalimi Atasannya di 2004 lalu.... bisa saja berulang dengan AKTOR yang berbeda di 2009 ini... Karena di Negeri ini, Karma selalu ada..., Karma ini bukan Mitos tapi realitas yang selalu terjadi dilorong2 sempit Negeri ini, biasa terjadi di sinetron2 yang ditayangkan berbagai TV swasta, hingga menjadi cerita menarik yg selalu dipuji penonton sinetron sebagai kisah yg berakhir dgn BIJAK....!!! Wallahu A'lam Bisshawab....

Makassar, 26 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar